Notification

×

Iklan

Hari kartini

Indeks Berita

Bedah Buku “Ledakan Penduduk: Ancaman bagi Bumi?” Soroti Peran Perempuan dan Manajemen Populasi

Monday, 28 April 2025 | April 28, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-28T12:13:52Z


Jakarta, newsskri. com


Yayasan Media Umat Kreatif Indonesia (MUKI) menggelar bedah buku “Ledakan Penduduk: Ancaman bagi Bumi?” karya Merphin Panjaitan. Acara yang dipandu oleh Merry Leleweng ini dihadiri oleh Ketua Umum DPP MUKI, Djasarmen Purba, serta para pembicara dan penanggap terkemuka, termasuk Pdt. Brigjen Purn. Harsanto Adi, Dr. Jannus O. Hutapea (Ketua Harian DPP MUKI), Michael Hutagalung, dan Yusuf Mujiono (Sekjen Vox Point). Acara ini juga bagian dari rangkaian kegiatan PEREKAD (Pergerakan Ormas Perdamaian dan Keadilan) yang telah berlangsung selama empat tahun.


Merphin Panjaitan, penulis buku yang juga merupakan dewan pakar di DPP MUKI, memaparkan data mengejutkan tentang pertumbuhan penduduk dunia yang mencapai 8 miliar jiwa pada tahun 2023, dan memproyeksikan angka tersebut akan meningkat hingga 16 miliar jika tren ini berlanjut. Ia mengaitkan hal ini dengan kepunahan spesies dan kerusakan lingkungan, menyamakan situasi ini dengan kepunahan dinosaurus akibat ketidakmampuan beradaptasi dengan lingkungan. Merphin menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan sebagai salah satu solusi untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.


Pdt. Brigjen Purn. Harsanto Adi dalam tanggapannya menyoroti kerusakan lingkungan sebagai dampak dari ledakan penduduk, mengingatkan pentingnya program Keluarga Berencana (KB) dan pendidikan bagi perempuan. Ia juga menekankan pentingnya pengembangan pertanian berkelanjutan dan penggunaan energi terbarukan.


Dr. Jannus O. Hutapea, mewakili perspektif perempuan, mengapresiasi karya Merphin dan MUKI sebagai penerbit. Ia juga memberikan beberapa kritik konstruktif terhadap buku tersebut, menyinggung perlunya penambahan data proyeksi penduduk hingga tahun 2050, integrasi teori “roller coaster” pertumbuhan penduduk, dan penjelasan lebih rinci tentang dampaknya terhadap Indonesia, termasuk kaitannya dengan visi Prabowo Subianto dalam “Nawacita”.


Michael Hutagalung, sebagai penanggap lain, mempertanyakan definisi “ledakan penduduk” dan menyarankan agar buku tersebut juga membahas manajemen pertumbuhan penduduk yang berkelanjutan, serta pemerataan penduduk di Indonesia. Ia juga menyoroti kepadatan penduduk di Jawa dan potensi pengembangan wilayah lain.


Bedah Buku “Ledakan Penduduk: Ancaman bagi Bumi?” Soroti Peran Perempuan dan Manajemen Populasi



Yayasan Media Umat Kreatif Indonesia (MUKI) menggelar bedah buku “Ledakan Penduduk: Ancaman bagi Bumi?” karya Merphin Panjaitan. Acara yang dipandu oleh Merry Leleweng ini dihadiri oleh Ketua Umum DPP MUKI, Djasarmen Purba, serta para pembicara dan penanggap terkemuka, termasuk Pdt. Brigjen Purn. Harsanto Adi, Dr. Jannus O. Hutapea (Ketua Harian DPP MUKI), Michael Hutagalung, dan Yusuf Mujiono (Sekjen Vox Point). Acara ini juga bagian dari rangkaian kegiatan PEREKAD (Pergerakan Ormas Perdamaian dan Keadilan) yang telah berlangsung selama empat tahun.


Merphin Panjaitan, penulis buku yang juga merupakan dewan pakar di DPP MUKI, memaparkan data mengejutkan tentang pertumbuhan penduduk dunia yang mencapai 8 miliar jiwa pada tahun 2023, dan memproyeksikan angka tersebut akan meningkat hingga 16 miliar jika tren ini berlanjut. Ia mengaitkan hal ini dengan kepunahan spesies dan kerusakan lingkungan, menyamakan situasi ini dengan kepunahan dinosaurus akibat ketidakmampuan beradaptasi dengan lingkungan. Merphin menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan sebagai salah satu solusi untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.


Pdt. Brigjen Purn. Harsanto Adi dalam tanggapannya menyoroti kerusakan lingkungan sebagai dampak dari ledakan penduduk, mengingatkan pentingnya program Keluarga Berencana (KB) dan pendidikan bagi perempuan. Ia juga menekankan pentingnya pengembangan pertanian berkelanjutan dan penggunaan energi terbarukan.


Dr. Jannus O. Hutapea, mewakili perspektif perempuan, mengapresiasi karya Merphin dan MUKI sebagai penerbit. Ia juga memberikan beberapa kritik konstruktif terhadap buku tersebut, menyinggung perlunya penambahan data proyeksi penduduk hingga tahun 2050, integrasi teori “roller coaster” pertumbuhan penduduk, dan penjelasan lebih rinci tentang dampaknya terhadap Indonesia, termasuk kaitannya dengan visi Prabowo Subianto dalam “Nawacita”.


Michael Hutagalung, sebagai penanggap lain, mempertanyakan definisi “ledakan penduduk” dan menyarankan agar buku tersebut juga membahas manajemen pertumbuhan penduduk yang berkelanjutan, serta pemerataan penduduk di Indonesia. Ia juga menyoroti kepadatan penduduk di Jawa dan potensi pengembangan wilayah lain.

Yusuf Mujiono, dalam penutupnya, mengapresiasi buku ini sebagai upaya penting untuk meningkatkan literasi di Indonesia. Ia menekankan perlunya perhatian lebih terhadap isu kependudukan dan pemberdayaan perempuan, serta berharap buku ini dapat menjadi rujukan bagi para pengambil kebijakan. Ia juga menyoroti pentingnya manajemen pertumbuhan penduduk yang berkelanjutan untuk menghindari kerusakan lingkungan. Diskusi yang berlangsung hangat ini diakhiri dengan harapan agar buku ini dapat menjadi sumbangsih pemikiran bagi pengelolaan sumber daya manusia dan lingkungan di Indonesia.(sofie/H M Qemar Karim). 
×
Berita Terbaru Update