JAKARTA,newsskri.com
Ketua Umum Asosiasi Refraktori dan Isolasi Indonesia (ASRINDO), Riko Heryanto ST MM mengatakan, industri refraktori siap menyukseskan program hilirisasi Presiden Prabowo Subianto.
Riko mengatakan, hilirisasi adalah salah satu program andalan pemerintah untuk menggenjot target pertumbuhan ekonomi 8% pada Tahun 2029.
Industri smelter, baik smelter bahan galian logam ataupun smelter bahan galian non logam merupakan industri hilirisasi yang perlu mendapat dukungan dari semua pihak agar sukses, kata Riko Heryanto saat berbicara di Acara Business Matching antara Asosiasi Refraktori dan Isolasi Indonesia (ASRINDO) dengan Industri Smelter Indonesia yang digelar Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam (ISKPBGN) Kementerian Perindustrian di Jakarta, Rabu (9/7/2025).
Menurut Riko, industri refraktori merupakan industri penunjang utama dari kegiatan hilirisasi. Antara kegiatan hilirisasi dengan industri refraktori harus saling dukung mendukung.
Pada kesempatan itu, Riko juga menjelaskan, saat ini industri refraktori nasional sedang bergerak untuk memenuhi standar kualifikasi produk dan jasa.
Di mana untuk produk, penyusunan SNI sedang dilakukan berdasarkan standar kualitas global (ASTM Standar). Ditargetkan SNI Wajib pada industri refraktori akan diimplementasikan pada awal tahun 2026, kata Riko.
Sedangkan untuk jasa pemasangan refraktori, kata Riko, ASRINDO sudah melaksanakan Konvensi Nasional SKKNI Refraktori dan penetapannya sudah ditetapkan oleh Menaker melalui Kepmen No 155 Tahun 2025, sehingga sertifikasi profesi pekerja instalasi Refraktori akan segera dilakukan.
Dengan kondisi tersebut maka industri refraktori nasional, baik produk maupun jasa pemasangan sudah qualified bagi pengguna refraktori, termasuk industri smelter Indonesia tegas Riko.
Riko mengungkapkan, industri refraktori nasional memiliki empat keunggulan. Keunggulan pertama yakni, industri ini mampu memberikan suplai produk dan jasa secara just in time. Hal ini akan membantu pengguna refraktori meminimalkan stok refraktori yang digunakan untuk menunjang proses produksinya.
Kemudian keunggulan kedua yaitu, industri refraktori nasional bisa memberikan On time Delivery pada pengiriman produk yang dilakukan. Pengiriman yang dilakukan akan lebih memiliki ketepatan waktu pengiriman tidak seperti pengiriman lintas negara pada kegiatan import.
Keunggulan ketiga yakni, After Sales Service. Hal ini dapat dilakukan karena industri nasional dipastikan cepat tanggap dan hadir saat pengguna refraktori menginginkan supervisi atau hal lain. Transportasi domestik memungkinkan untuk melakukan hal itu.
Hal lain yang paling penting adalah dengan menggunakan produk dan jasa industri refraktori nasional maka industri pengguna refraktori termasuk smelter akan mendorong peningkatan volume produksi nasional industri refraktori dan secara langsung memberikan sumbangan bagi peningkatan volume produksi industri nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah kata Riko.
Riko mengatakan, industri refraktori merupakan pendorong dari pertumbuhan industri yang menjadi alat bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Dengan utilisasi kapasitas produksi nasional untuk industri refraktori yang baru 30% maka diharapkan informasi kesiapan industri refraktori dengan SNI Wajib dan Sertifikasi Profesi Pekerja Refraktori ini mampu meningkatkan utilitas produksi sampai 70% atau 80%,” jelas Riko.
Riko mengatakan, jika peningkatan utilitas itu terjadi maka ekspansi untuk meningkatkan kapasitas produksi nasional untuk industri refraktori bisa dilakukan. Langkah ini sejalan dengan program pemerintah untuk peningkatan produksi nasional.
Acara Business Matching antara Asosiasi Refraktori dan Isolasi Indonesia (ASRINDO) dengan Industri Smelter Indonesia dibuka oleh Direktur ISKPBGN Dr Putu Nadi Astuti ST MSi dan turut dihadiri oleh para pejabat di lingkungan Direktoral ISKPBGN dan pejabat yang mewakili Direktur Industri Logam. Dari Industri Smelter Indonesia hadir Direktur Kawasan Industri IHIP, perwakilan IWIP, juga dari unsur perusahaan yaitu PT Gunbuster Nickel Industri, PT Smelting, PT Indonesia Asahan Alumunium dan beberapa perusahaan smelter lainnya .(yuly/sf).