Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Institut Agama Islam Darussalam ( IAID ) Ciamis, Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

Monday 6 August 2018 | August 06, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2018-08-07T05:24:46Z


Ciamis, newsskri - Kuliah kerja nyata (KKN) Institut agama islam darussalam ( IAID ) ciamis, merupakan salah satu upaya untuk menciptakan lulusan yang mampu memahami, menanggulangi dan memecahkan masalah berbagai permasalahan pembangunan yang timbul di tengah -tengah masyarakat melalui pendekatan multidisipliner. KKN juga merupakan partisipasi aktif mahasiswa dalam pembangunan masyarakat secara keseluruhan sekaligus merupakan pengalaman ilmu pengetahuan yang di laksanakan secara terpadu oleh mahasiswa dalam kehidupan masyarakat.

Panitia pelaksana kuliah kerja nyata ( PPKKN ) Institut agama islam darussalam (IAID ) Ciamis, merupakan pelaksana KKN, yang bertanggung jawab untuk menyukseskan pelaksanaan KKN sebagai salah satu program institut.

Guna mencapai tujuan tersebut, panitia pelaksana kuliah kerja nyata ( PPKKN ) Institut agama islam darussalam ( IAID ) ciamis, melaksanakan Kuliah kerja nyata bagi mahasiswa IAID ciamis sesuai dengan ketentuan kalender Akademik yang telah di tetapkan.

Drs, H. Hasanudin, M.pd.i., mengatakan ke wartawan newsskri, senin (6/8) di ruangannya, bahwa tujuan pelaksanaan KKN Institut agama islam darussalam IAID,  membentuk calon sarjana IAID yang menghayati permasalahan komplek yang di hadapi oleh masyarakat dalam pembangunan, dan belajar menanggulangi permasalahan secara pragmatis dan interdisipliner.

"terwujudnya proses integrasi dan peranserta sivitas akademika IAID ciamis dalam  mengkaji dan memecahkan masalah - masalah kemasyarakatan, membina serta mengembangkan kehidupan beragama di kalangan masyarakat desa. Agar nanti bisa membantu pemerintah, khususnya pemerintah kabupaten ciamis, dalam meningkatkan program-program kegiatan keagamaan di pedesaan", ungkapnya

"Jadi mahasiswa, nanti bisa mengembangkan cara berpikir, bekerja interdisipliner/ lintas sektoral, dan  mengaplikasikan hasil pendidikannya bagi kehidupan masyarakat, khususnya di kalangan masyarakat pedesaan dan bisa memberikan pengalaman keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan program pembangunan masyarakat desa. sehingga kelak, apabila telah menjadi sarjana sanggup berdiri sendiri  dan mengembangakan mahasiswa untuk menjadi seorang pembaharu ( inovator ) dan pemecah masalah keagamaan  ( religious conselor). Tambahnya. ( M.Mahendra )
×
Berita Terbaru Update