Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Peringatan Tragedi Bom Marriott Di Hotel JW. Marriott di Hadiri Para Korban dan Pelaku, Ini Pesan Pemerhati Perang Asimetris

Friday 5 August 2022 | August 05, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-08-06T01:44:56Z
Jakarta,newsskri.com----  Peringatan Tragedi Bom Marriott Sembilan belas tahun lalu, tepatnya pada Tahun 2003 di tanggal yang sama dengan hari ini, 5 Agustus, ledakan bom terjadi di Hotel JW Marriott Jakarta, Belasan orang tewas dan 156 orang menjadi korban luka-luka akibat ledakan Bom.

Para Pemerhati Perang Asimetris Ruly Rahadian beserta jajaran, berkumpul hari ini, Mereka mengenang peristiwa itu sekaligus saling memberikan semangat bagi para keluarga yang ditinggalkan, Para korban Sempat mengalami trauma, seperti yang dialami Tony Soemarno.

Acara Peringatan Tragedi Bom Marriott dihadiri oleh, Kepala Staf Kepresidenan Jendral TNI (Purn) Dr. H. Muldoko. SIP., Perwakilan dari Kementrian dalam Negeri, Jenderal (Purn) Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnapian., Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Drs. Boy Rafli Amar, MH., Kasastgas Densus 88 Wilayah DKI Jakarta, Kombes Pol. Dayan Victor Imanuel Blegur, Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Susilaningtias SH. MH. Pelaku Bom JW. Marriott, Ali Imron, Pemilik Hotel JW Marriott Jakarta, Kian Tan, Serta Pimpinan Umum Gemantara Raya Tenor Amin Sutanto. 

Mereka berkumpul di Hotel JW. Marriott, Jalan Sultan Agung Nomor 9, Jakarta Selatan, Jum'at (5/8/2022), dan acara ini di hadiri oleh 30 Penyintas Tragedi Bom dari seluruh Indonesia. 

Ruly Rahadian sebagai Pemerhati Perang Asimetris menyampaikan, "acara ini dibangun jngan sampai terlupakan masyarakat untuk mengenang Tragedi Bom Marriott, kepada masyarakat, boleh memaafkan tapi jngan melupakan karena dari Preventif perang Asimetris negara kita tidak akan mungkin diserang oleh negara lain secara fisik, negara kita sumber daya nya sangat besar, mereka tidak akan bisa memanfaatkan, akhirnya yang akan diserang Mensite atau pola pikir, pola pikir anak muda yang harus dijaga, mengingatkan agar waspada, bisa saja karena tidak paham masalah ancaman buat negara dilihat dari sisi asimetris yang harus anak muda lakukan adalah kesadaran bahwa negara ini tidak akan diajak bicara fisik tapi pola pikir, pola sikap dan Pola ucap, "Terangnya. 

"Tentunya kita harus menghayati mengamalkan Pancasila bahwa Pancasila luar biasa dan lengkap, jika Pancasila itu dihancurkan baik persatuan nya, Masyarakat nya apapun itu dilakukan habislah Negara Kesatuan Indonesia, jadi jangan sampai mereka menghancurkan Pola pikir, yang harus kita lakukan adalah kontra radikalisme itu dengan mengangkat nilai nilai Pancasila menjadi bagian dari kehidupan Generasi Muda. "Jelasnya. 

"Harapan kedepan adalah kesadaran masyarakat untuk menjaga bangsa ini bersama sama Pemerintah, dari kurikulum pendidikan dan Pemahaman Pancasila yang harus ditingkatkan, 'Tutup Ruly Rahadian(red)
×
Berita Terbaru Update